***
“Dia sudah meninggalkan Rumah Sakit ini tadi malam,Tuan.”
“Meninggalkan?”
“Oiya, saya temukan amplop ini di atas meja obat itu. Saya rasa ini ditujukan untuk Anda.”
Kuletakkan buket lyli itu diatas meja dan kuterima selembar amplop yang dia maksud.
“Terimakasih, Suster.” Aku berjalan gontai meninggalkan ruangan itu dengan amplop berwarna soft-blue di tangan.
“Tapi, Tuan. Bunga ini?”
“Ambil saja.”
Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa dia tidak membicarakan ini sebelumnya? Setidaknya jika aku tahu lebih awal, aku tak akan merasa dicampakan seperti ini. Aisshh!! Sial!
***
-Part 2-
@Kyuhyun’s House
09.00 AM KST
Aku masih kecewa dengannya. Aku tak mau membuka amplop itu. Sampai kapan aku harus mengungkapkan perasaanku secara terang-terangan bahwa aku sungguh mencintainya, sedangkan dia belum pernah sekalipun mengucapkan kata ‘cinta’ kepadaku. Itu jelas tidak adil.
Sekilas aku sangat penasaran dengan isinya. Tapi rasa gengsi-ku meruntuhkan segala rasa penasaranku yang berkecamuk sejak tadi. Kualihkan fikiranku kepada satu set PSP kesayanganku, memasang kabel disana-sini lalu berkutat dengannya hingga jenuh.
45 menit berlalu, aku masih saja bercuri pandang dengan amplop tadi. Seakan tak rela melepaskan berbagai godaan untuk membukanya. Aneh, sebelumnya aku tidak pernah menduakan pandangan serta fikiranku dari PSP kesayanganku ini. Tapi kali ini..