***
“Dia sudah meninggalkan Rumah Sakit ini tadi malam,Tuan.”
“Meninggalkan?”
“Oiya, saya temukan amplop ini di atas meja obat itu. Saya rasa ini ditujukan untuk Anda.”
Kuletakkan buket lyli itu diatas meja dan kuterima selembar amplop yang dia maksud.
“Terimakasih, Suster.” Aku berjalan gontai meninggalkan ruangan itu dengan amplop berwarna soft-blue di tangan.
“Tapi, Tuan. Bunga ini?”
“Ambil saja.”
Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa dia tidak membicarakan ini sebelumnya? Setidaknya jika aku tahu lebih awal, aku tak akan merasa dicampakan seperti ini. Aisshh!! Sial!
***
-Part 2-
@Kyuhyun’s House
09.00 AM KST
Aku masih kecewa dengannya. Aku tak mau membuka amplop itu. Sampai kapan aku harus mengungkapkan perasaanku secara terang-terangan bahwa aku sungguh mencintainya, sedangkan dia belum pernah sekalipun mengucapkan kata ‘cinta’ kepadaku. Itu jelas tidak adil.
Sekilas aku sangat penasaran dengan isinya. Tapi rasa gengsi-ku meruntuhkan segala rasa penasaranku yang berkecamuk sejak tadi. Kualihkan fikiranku kepada satu set PSP kesayanganku, memasang kabel disana-sini lalu berkutat dengannya hingga jenuh.
45 menit berlalu, aku masih saja bercuri pandang dengan amplop tadi. Seakan tak rela melepaskan berbagai godaan untuk membukanya. Aneh, sebelumnya aku tidak pernah menduakan pandangan serta fikiranku dari PSP kesayanganku ini. Tapi kali ini..
Akkhhh!! Sial! Desisku kemudian.
“Sebenarnya apa sih yang kau sembunyikan di balik amplop itu?? Membuatku penasaran hingga rela menceraikan PSP ku! Oke, aku mengaku kalah!!” teriakku frustasi dan segera meraih amplop sialan itu.
To: Cho Kyuhyun
Aku menulis ini dengan segenap kekuatan yang tersisa dalam tubuhku. Mencegah setetes darah ataupun air mata mengotori kertas ini sungguh usaha yang tidak mudah dan tentunya melelahkan. Dan saat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah berada di jauh sana.
Hemm.. kau ingat saat pertama kali kita bertemu? Jika ingatanmu memang sehebat lantunan suara merdumu, kau tentu akan mengingatnya dengan jelas di memorimu.
Aku tak akan menceritakannya lagi untukmu, yang jelas aku sangat bahagia dapat berjumpa dan menghabiskan sebagian besar hidupku bersamamu. Mungkin aku sudah memenuhi syarat untuk mendapat predikat “The Lucky Girl in the World”. ^^
Aku menyukai keseluruhan yang terdapat dalam dirimu. Caramu mencibirku, memanggilku, menggenggam tanganku, ataupun caramu menatap mataku dalam-dalam, semua itu membuatku mendapatkan seluruh kekuatan untuk bertahan hidup. Dan aku merasa selama ini aku menjadi orang yang sangat bodoh karena baru menyadari bahwa.. Aku sangat mencintaimu, Cho Kyuhyun!
Terimakasih untuk segala yang kau berikan kepadaku selama ini. Mendengar detak jantungmu dan merasakan hembusan nafasmu membuatku menemukan arti sesungguhnya dari “Paradise in the World”.
Tapi.. maafkan aku. Aku harus pergi. Aku tahu ini akan membuatmu sangat kecewa atas keputusan kami. Malam ini saat kau pergi, tanpa sepengetahuanku Eomma dan Appa telah merencanakan perpindahanku secara tiba-tiba. Kami terbang ke Rusia malam ini juga karena Appa menemukan jalan alternative untuk kesembuhanku di Moscow, Rusia. Jauh memang, dan itu membuatku sangat menderita karena harus berpisah denganmu. Tapi jangan khawatir, aku berjanji akan segera kembali ke sisimu secepatnya setelah aku sembuh dari penyakit menyebalkan ini dan merealisasikan janjimu untuk menikahiku.^^
Please wait me! Don’t leave me, coz I can’t life without you beside me. You can keep my promise..
-Go HyeNa-
Mataku sukses membelalak lebar setelah membaca semua isi dari surat yang ada di dalamnya. Serasa tak percaya dengan apa yang baru saja kubaca. Aku mendapatkan kebahagiaan karena akhirnya dia mengungkapkan bahwa dia juga mencintaiku, ungkapan yang kunanti-nantikan sejak pertama kita bertemu dan itu terdengar seperti bujukan malaikat yang menuntunku ke surga. Sekaligus fakta mengejutkan bahwa dia benar-benar meninggalkanku sendiri saat ini, wanita yang amat kucintai meninggalkanku dan berada jauh diseberang sana. Aku tak tahu harus bersikap bagaimana. Senang karena itu berarti ia akan sembuh ataukah sedih karena kami harus berpisah dan tak tahu kapan akan berjumpa kembali. Kuacak-acak rambutku kesal.
***
5 Years Later..
@Spring 2018
“Kyuhyun-a~ lepaskan jaketmu, itu basah! Kau akan sakit bila berlama-lama bertahan di dalamnya.” Kata yeoja itu sembari melepaskan jaketku dan menggantinya dengan handuk miliknya.
“HyeNa-ya~?...”
“Hemm?”
“Ehmm.. Nae yeojachinguga doe-eollaeyo?”
“Mwo??”
Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Merenggangkan otot-ototku, merasakan sinar mentari menerpa wajahku hangat. Aku menyadari mimpiku semalam, lagi-lagi kenangan 9 tahun yang lalu kembali hinggap di otakku. Aku beralih menuju balkon tanpa beranjak ke kamar mandi terlebih dahulu, kau tahu kan aku memang malas untuk mencuci muka?
Ini pagi Seoul yang indah di musim semi. Banyak embun di sana-sini dan banyak kuncup daun bermekaran siap untuk menjalani hidup sebagai daun-daun baru. Tapi tunggu, dengan keadaan seperti ini berarti.. Aku berlari kearah kalender, dan benar saja. 5 tahun sudah HyeNa di Rusia tapi tak ada tanda-tanda akan kembali. E-mail tidak dibalas, beribu-ribu mention twitter tak ada jawaban, berkali-kali panggilan telefon tak ada sambungan, astaga~ kau benar-benar membuatku gila, Na-ya!!!
Kau minta aku untuk menunggumu, tapi kau sendiri mengacuhkanku!!
Aku menghela nafas panjang dan bejalan gontai menuju kamar mandi. Kurasa aku akan membutuhkan banyak air hangat untuk hari ini.
***
09.30 AM KST
Aku berniat untuk berjalan-jalan sendiri tanpa seorang bodyguard ataupun driver, aku ingin merasakan sensasi menggukan citybus ataupun subway untuk berkeliling kota Seoul. Berjalan-jalan mengelilingi kota Seoul di beberapa tempat yang sering aku kunjungi dulu. Dengan berbekal jaket, masker berwarna cream, dan topi polos warna white-bone aku beranikan diri untuk memulai petualangan gila ini. Nostalgia seperti ini cukup melelahkan akan tetapi aku sangat senang, seperti mendapatkan kembali kebebasanku lagi yang selama ini telah raib ditelan Gumiho.
Sial! Kenapa aku selalu mendapatkan hari yang sial seumur hidupku?? Aku seorang Cho Kyuhyun, aku tahu aku memang tampan tapi seperti itukah keadilah yang diberi Tuhan untuk membalas semua ketampanan yang telah kurebut dari semua pria di dunia ini?? Sedang asyik berjalan-jalan tiba-tiba turun hujan yang lumayan deras membasahi seluruh tubuh. Aku berlari menuju sebuah halte bus di sisi jalan. Banyak sekali air turun hingga menyebabkanku basah kuyup disana-sini. Aku sibuk membersihkan jaketku dan segera menyadari bahwa seseorang telah mengulurkan handuk mininya kearahku. Aku mengambilnya dari tangan itu tanpa melihat kearahnya.
“Sial! Kenapa harus hujan? Lagi-lagi aku tidak mendapatkan hari yang sempurna untuk jalan-jalan.” Umpatku sembari mengeringkan jaket dengan handuk tadi.
“Ini, terimaka...” ucapku tergantung setelah menyadari seseorang disampingku, pemilik handuk itu ternyata orang yang sangat ku kenal. Aku membuka maskerku tepat di hadapannya dan berantusias memberondonginya dengan berbagai pertanyaan, untung kali ini hanya ada kita berdua di halte ini.
“HyeNa? Go HyeNa? Kau??.. Aigoo~ kapan kau sampai di Seoul? Kenapa tidak menghubungiku? Kau sudah sembuh Na-ya! Kau tak tahu betapa aku sangat merindukanmu!” refleks aku memeluknya seketika. Tapi dia melepaskan pelukan kami secara paksa.
“Aissh! Kau siapa? Berani-beraninya memelukku tanpa sebab. Kau gila ya??”
“Na-ya! Sekarang bukan saatnya untuk bercanda! Aku sungguh merindukanmu!”
“Aku mengenal panggilan itu, tapi sebenarnya kau siapa? Aku tak dapat mengenalimu.”
Aku melihatnya sekali lagi dari atas hingga bawah, memastikan bahwa dia benar-benar HyeNa yang ku cari.
“Kau HyeNa! Go HyeNa, kan??” Dia hanya mengangguk.
“Aku Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Kau ingat?”
Dia menggeleng mantap dengan penuh tanda tanya. Sepertinya dia benanr-benar melupakanku. Astaga~ apa ini yang dimaksud menunggu hingga kau kembali? Kau yang tega melupakanku!
“Na-ya! Aku bilang ini bukan saatnya untuk bercanda!” tuntutku kali ini dengan mencengkram erat bahunya dan mengguncang-guncangkannya.
“Yak! Yak! Yak! Apa yang kau lakukan, hah?? Lepaskan aku! Aku tak mengenalmu!”
“Kau! Kau benar-benar sudah berubah, Na-ya!”
“Berubah? Bukannya ini pertama kalinya kita bertemu? Yak! Jangan mencoba membodohiku! Kau pasti orang jahat, kan??” dia memukul-mukul bahuku dengan handbag nya.
“Yak! Hentikan! Jadi ini yang kau bilang bahwa kau mencintaiku?? Yang kau bilang bahwa kau menyukai segalanya dariku, hah?? Kau bilang harus menunggumu hingga kau kembali? Dengan kesabaranku menantimu kembali, itu sulit! Sulit sekali jika harus menantimu dalam keadaan ketidak pastian yang kau berikan! 5 tahun! Itu bukan waktu yang singkat, Na-ya!! Dan apa yang kau berikan sekarang setelah penantian panjangku untukmu?? Aku menanti bukan untuk ini! Aku menanti bukan untuk kau campakan seperti ini! Aku sungguh.. akhhh!! Aku kecewa padamu!”
Dia terdiam, benar-benar terdiam kali ini. Tak ada sepatah katapun terucap dari mulut kita masing-masing untuk beberapa waktu. Akan tetapi beberapa saat kemudian, aku lihat dia menangis.
Aisshh! Gadis ini!!
“Yak! Kenapa kau menangis? Kau membuatku terlihat seperti namja yang tak bertanggung jawab! Cepat hapus air matamu!”
“M-maaf~ maafkan aku.. aku benar-benar tak bisa mengenalimu. Maaf.. hiks~ jika kau sebelumnya memang pernah menjadi orang terdekatku.. Maaf.. Maafkan aku yang tak bisa memberikan yang terbaik untukmu.”
Aku merengkuhnya ke dalam pelukanku lagi, kali ini tak ada penolakan. Dia menenggelamkan wajahnya dalam dadaku, pundaknya bergetar disana. Aku mendengar isakannya samar.
30 menit berlalu, sepertinya emosinya sudah cukup membaik untuk melepaskan pelukan kami. Beberapa saat ia menunduk memastikan bahwa air matanya kini benar-benar kering. Kemudian dia mendongak menatapku.
“Terimakasih.. ehmm siapa namamu tadi?”
“Cho Kyuhyun.”
“Ya, terimakasih Cho Kyuhyun.”
“…Tapi benarkah kau tak ingat apa-apa tentangku?”
Dia hanya menggeleng pelan.
“Baiklah, boleh aku ikut kau pulang? Aku merindukan Ahjumma dan Ajusshi.”
“…” Dia terlihat ragu untuk mempercayai ucapanku.
“Sudah ku bilang, kan? Aku kenal betul keluargamu. Untuk apa pula aku mengaku-ngaku? Aku merindukan cornsoup buatan Hwang Min Ra Ahjumma.” Kataku sambil berangan-angan tentang cornsoup kesukaanku itu. Ehhmm.. itu pasti sangat lezat.
“B-bagaimana kau bisa tau nama eomma ku?” matanya membelalak lebar.
“Yak!! Jangan perlihatkan ekspresi aneh seperti itu! Kau jelek sekali.. apa kau juga sudah tuli, hah? Aku kan sudah bilang kalau aku mengenal keluargamu.”
Dia menunduk menahan jengkel kurasa. Wajahnya lucu sekali. Aku hanya bisa menahan tawa melihat tingkahnya.
“Yak! Kau lama sekali! Aku mau kita naik taxi saja, lebih aman dan cepat. Kajja!” aku menarik lengannya untuk bangkit dan lekas bergerak menuju tepi jalan mencari taxi yang lewat. Hujan sudah mulai reda sekarang, hanya meninggalkan titik-titik air hujan di udara.
***
@Kyuhyun’s House
09.15 PM KST
Aku terlambat tiba di rumah, untung saja Appa, Eomma, dan Ah Ra noona sedang keluar. Mungkin mereka makan di luar, atau menghadiri pertemuan bersama clien, ahh apapun itu terserah toh perutku sudah kenyang dengan cornsoup buatan Ahjumma tadi.
Aku menghambur di atas tempat tidurku, melepas penat karena seharian melewati stress yang berkepanjangan. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah foto yang berdiri tegak dalam bingkai cantik di atas meja. Tepatnya kepada seseorang yang berdiri di sampingku dalam foto itu. Go HyeNa.
“Maafkan kami Kyuhyun-a~ Hal yang kami takut-takutkan akhirnya telah terjadi. Dalam usaha kami menyembuhkan dan menyelamatkan HyeNa dari kanker otaknya di Rusia sebenarnya berhasil. Akan tetapi, efek samping yang sebelumnya tidak pernah kami duga tiba-tiba muncul memecah harapan kami. HyeNa dapat sembuh, akan tetapi ia kehilangan sebagian besar dari ingatannya. Sebelumnya kami mengira itu tidak akan berlaku bagi orang-orang terdekatnya selama ini. Tapi kami salah, HyeNa dapat mengingat orangtuanya dan saudara-saudaranya akan tetapi ia tak bisa mengingat orang yang ia kenal dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun kebelakang. Hal ini yang membuat kami shock, kami tahu kalian baru mengenal satu sama lain kurang dari 10 tahun, jadi kami merasa sangat bersalah kepadamu. Kami tak bermaksud menjauhkan hubungan kalian, akan tetapi kami takut ini akan membuatmu terluka, jadi kami bermaksud akan mengabarkan tentang kembalinya HyeNa setelah ia sembuh dan dapat mengingat semuanya seperti semula. Maafkan kami Cho Kyuhyun, kami harap kau tidak akan menyerah untuk membuat HyeNa mengingatmu kembali.”
Penjelasan Ajusshi tadi cukup membuat kepalaku berdenyut-denyut. Tak kusangka akan serumit ini.
Tenang, Na-ya! Sampai kapanpun aku akan berjuang agar ingatanmu kembali. Aku tahu ini sulit, tapi untukmu.. hal sesulit apapun tak akan menghentikan tekad bulatku untuk mencintaimu!
***
@Monday, 2018 April 23rd
Mulai hari itu aku sering mengajaknya keluar untuk jalan-jalan. Mungkin dengan mengunjungi kembali tempat yang dulu sering kita kunjungi akan membantu mengembalikan ingatanya dengan cepat. Hari ini aku mengajak HyeNa pergi jalan-jalan, hanya di sekitar Kona Beans dan kami akan bersenang-senang. Sikapnya tak lagi acuh seperti halnya pertama kita bertemu sejak kepergiannya tempo hari, dia lebih bisa menerimaku sekarang meski ingatannya tentangku belum juga kembali.
“Yak! Cho Kyuhyun-a~ kau lihat namja di sana?” HyeNa sedikit berbisik disebelah telingaku.
“Maksudmu Donghae, huh?”
“Jadi namanya Donghae? Wahh.. beruntung sekali.” Raut mukanya sangat bahagia.
“Kau kenapa? Jangan-jangan..”
“Dia tampan sekali, bukan? Suatu saat aku ingin menikah dengannya. Hahha..”
“Aissh! Tidak boleh!!! Jangan sampai itu terjadi!”
“Ha? Kenapa? Aku suka gayanya, dia terlihat seperti pria yang sangat romantic.”
“Ya!! Hentikan! Kau hanya milikku! Just for me! Lagian apa bagusnya sih dari ikan Mokpo itu? Aku jauh lebih baik. Dia Hyung-ku, Na-ya! Jangan dekati dia!”
“Kau kenapa? Kenapa tiba-tiba jadi aneh seperti ini?” dia terlihat jengkel kepadaku, dia kembali menyeruput banana milk shake pesanannya tadi dan mengacuhkanku.
Mood-ku hilang seketika, hari ini menyebalkan sekali. Tak hanya harus mengenalkan HyeNa dengan Donghae hyung akan tetapi jiwaku diuji lagi karena harus melihat mereka berdua begitu dekat. Donghae tahu akan hal ini, tapi menurutnya aku harus bersabar dan menerima ini pelan-pelan. Karena pasti HyeNa perlu waktu untuk mengembalikan ingatannya seperti semula, dan untuk sementara waktu aku harus merelakannya dekat dengan Donghae hyung. Hyung berjanji ini akan berjalan hingga misi pengembalian ingatan HyeNa telah usai, dan dia tak akan melirik HyeNa lagi, harapanku semoga Donghae hyung dapat menjaga diri dan tidak sampai jatuh cinta kepada HyeNa. Karena itu akan sangat membuatku.. Akkhh! Lupakan!
***
1 Month Later…
Hari-hari berlalu sangat cepat, tetapi HyeNa belum juga memberikan tanda-tanda bahwa ia telah sembuh total. Walau hubungan kami sudah begitu dekat sekarang, tak bisa dipungkiri bahwa di hatinya sekarang sudah terisi oleh Donghae, Donghae, dan Donghae. Kau tahu? Ini benar-benar membuatku sangat terluka. Apakah jalan cinta kami memang seperti ini? Apakah Tuhan tak suka melihat kami berdua bahagia dan tersambung dalam suatu ikatan cinta? Apakah ini yang Dia inginkan? Percuma sudah penantianku selama ini, pengorbananku selama ini, jika akhirnya cinta kami tak bisa bersatu kembali. Aku merindukan saat-saat dimana kami dapat tertawa bersama melepas segala masa-masa sulit diantara kami. Merindukan saat-saat dimana aku dapat meminjamkan bahuku untuk sandarannya ketika ia menangis. Merindukan saat-saat kami akan saling memperlihatkan tingkah konyol kami tanpa ada rasa canggung. Aku merindukan semua itu. Dan sekarang? Seperti tak ada celah lagi bagiku untuk memberikan semua itu kepadanya.
Aku terbuang layaknya debu yang tak lagi diinginkan. Cinta yang dulu hanya untukku sekarang telah sirna, musnah, tak ada lagi perhatian, semua berubah seperti debu.
***
“Kyu-a~ ayo kita jalan-jalan!” ajaknya semangat.
“..hmm, kemana?” seperti telah mengetahui jawabannya, aku menjawab dengan malas.
“Yak! Jangan seperti itu, cobalah untuk tersenyum, kau kelihatan jelek sekali dengan wajah seperti itu.”
Tak ada jawaban, aku sedikit memaksakan diri untuk tersenyum.
“Yak! Dimana jiwamu yang sebelumnya, huh? Dulu kau suka sekali tersenyum, tapi sekarang senyummu seperti telah terkubur dalam-dalam. Kau aneh!”
Benar, aku telah kehilangan jiwaku yang dulu, Na-ya! Ini gara-gara kau! Kau yang mencampakanku! Kau yang mencuri segalanya dariku, bahkan hidupku sekarang ini seperti tak berguna lagi karena kau telah memilih jalan bersama orang lain.
“Kyu-a~ kita ke café, bagaimana? Ayo! Aku ingin kau ikut dalam kencan kami kali ini.” Kau lihat? Sekarang kau benar-benar membuat hatiku seperti debu.
Kami meluncur menuju Saint-Honore café, tak ada kata-kata terucap dari bibirku selama perjalanan. Hanya mendengarnya mengoceh apapun yang ia lakukan bersama Donghae. Kalau boleh berteriak dan marah, mungkin saat ini waktu yang tepat bagiku, hanya saja aku masih ingin berusaha menjaga perasaannya tentang image-ku sebagai sahabat baiknya. Ya, hanya sahabat baik.
***
@Saint-Honoré café
Aku, HyeNa, dan Donghae duduk dalam satu meja dengan kursi yang saling berhadap-hadapan. Aku duduk di sebelah kanan HyeNa, dan Donghae duduk tepat dihadapan HyeNa. Aku bisa melihat ekspresi hyung yang seolah mengatakan bahwa ia sangat iba kepadaku. Aku hanya bisa tersenyum seolah-olah aku memang baik-baik saja.
Cihh! Sungguh kebohongan apa lagi yang telah kulakukan??
Untuk mengalihkan pandangan, aku melihat-lihat sekeliling. Pandanganku tertuju pada sebuah panggung pertujukan kecil disisi depan café ini. Aku penasaran dengannya. Rupanya pelayang yang sedang melayani kami menyadari tingkahku.
“Ah, Tuan ingin bernyanyi untuk kami?”
“Ahh.. tidak, mood-ku sedang buruk kali ini.”
“Saya sering melihat Anda bernyanyi di televisi, jadi alangkah terhormatnya kami jika Anda berkenan untuk bernyanyi di café kami.”
“Tapi..” aku mengelak.
“Yak! Cho Kyuhyun! Tunggu apa lagi? Aku tak tahu kau bisa bernyanyi, sebagus itukah suaramu? Aku jadi penasaran. Ayo bernyanyilah, untukku kumohon. Aku akan memberi semangat dari sini, yak! Kajja!” dia terlihat sangat antusias disana.
Baiklah jika itu maumu, aku akan memberikan yang terbaik intukmu, Na-ya! Dari segenap hatiku, sebuah lagu yang menggambarkan perasaanku selama ini. Aku harap ini dapat membuka mata hatimu, lagi.
Aku berjalan mantap ke arah panggung itu, kulihat semua orang mulai menyadari kehadiranku sebagai member dari Super Junior. Banyak tepuk tangan terlontarkan disana-sini saat ku ambil sebuah gitar dan mulai mengambil posisi duduk lalu memainkannya sebagai intro dan mulai bernyanyi sambil memejamkan mata.
geudael saranghan manheun heunjeokdeureul ijen jiwoyagetjyo
geudae sajindo hamkke nanun chatjando juindo eobsi nama itjyo
(Now I need to erase the many traces of loving you Your pictures, the teacups we shared, they remain without an owner)
chueongmaneuron nae miryeonmaneuron deoneun uimi eomneun modeun geotdeureul
(With just memories, with just my lingering attachments All of these things don’t have meaning anymore)
sondaemyeon nan nunmuri heulleoseo barabol ttaemyeon mame meongi deureoseo
ijen gaseum sirin chueogeuro mudeoduryeo geudae heunjeogeul nan jiujyo
(With just memories, with just my lingering attachments All of these things don’t have meaning anymore)
sarang deo eobtjyo naege nameun georagon geudaeui chueokppun
banjjogeul irheo amu sseulmodo eobsi nal mugeopgeman hal ppuninde
(There is no more love, the only thing that remains is your memory Since I lost my other half, it has no use but just weighs me down)
naui nunmuldo gin naui hansumdo ijen amu soyongeomneun geol aljyo (My tears, my long sighs, now there’s no use)
sonman daeeodo nan nunmuri heulleoseo barabol ttaemyeon maeume meongi deureoseo
ijen gaseum sirin chueogeuro namgyeojil geudae heunjeogi neomu manhaseo nan apeujyo
(If I touch it, tears fall, if I look at it, my heart gets bruised There are so many traces of you that remain as sad memories that it hurts)
kkok meonjicheoreom nae mam gotgose geu sarangi nama
(That love remains throughout my heart like dust)
geudael saranghan geu heunjeogeul chiujyo nae bang gadeukhan geudaeui hyanggikkajido
hajiman nae ane namainneun sarangeun jiuryeo haedo modu beoriryeo haedo
geuge jal andoenabwayo geudaega nae mame baeeoseo
(I clean the traces of loving you, even your scent that fills my room But though I try to erase the love inside of me, though I try to throw it out It’s not that easy because you have settled in my heart)
♫Kyuhyun-Love Dust♫
Satu buah lagu selesai kunyanyikan dengan sempurna. Beribu tepuk tengan menggema dari seluruh ruangan. Kubuka mataku, sembab. Aku menangis saat menyanyikan lagu tersebut. Lagu yang sangat menggambarkan perasaanku kali ini. Aku bangkit dan memberikan hormat kepada seluruh pengunjung. Pandanganku tertuju kepada gadis yang merupakan tempat dimana lagu tadi seharusnya berlabuh. Dari tempat ini kulihat ia sedang menunduk, tak salah lagi ia memang menangis. Aku menghambur kearahnya, ia mendongak kearahku dengan wajah berlinang air mata. Dia bangkit, memelukku.
“Tenanglah~, uljima, uljima Na-ya!.”
“Cho Kyuhyun-a~ mianhae.. Mianhae..”
“Aku mengerti, tenangkan dirimu.” Aku mengusap-usap punggungnya.
“Mianhae~” dia masih terisak didalam sana..
***
@Sunday, 2018 August 20th
::Sunset at Paradise Beach::
“…Kau mau honeymoon di tempat seperti apa?”
“…ehmmm.. Busan!”
“Yak! Jangan bilang kau ingin bertemu dengan ikan Mokpo itu lagi!”
“Hahha.. jika aku memang ingin bertemu dengannya, bagaimana?”
“Lakukan saja jika kau memang ingin hidupmu akan sia-sia. Hahh!”
“Yak! Kau jahat sekali, Kyuhyun-a~”
“Kau yang memulainya, aku tidak peduli!” ejekku kemudian.
Dia melempariku dengan kerikil-kerikil kecil.
“Na-ya!”
“Hemm?”
“Saranghae.” Bisikku tepat di sebelah telinganya.
“Mwo? Aku tidak dengar, katakan sekali lagi!”
“Yak! Jangan belajar menjadi orang tuli!!”
“hemm.. nado saranghae, Oppa.”
“Yak? Kau memanggilku apa? Katakan sekali lagi, ombaknya sangat deras aku tak bisa mendengar suaramu!”
“Yak! Jangan belajar menjadi orang tuli, Cho Kyuhyun!! Hahha..” dia berhasil melarikan diri sebelum aku dapat menangkapnya.
“Yak!! Mau mencoba menggodaku?? Aku tangkap kau!!!”
Tak ada lagi debu yang mengotori cinta kami. Hanya ada pelangi untuk akhir dari cerita cinta kami yang memberikan harapan setelah datangnya badai kelam.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar