Rabu, 04 Februari 2015

GARA-GARA PESAN MENGHARUKAN DARI SANG AYAH, SISWA GAGAL UJIAN DI KOREA BATAL BUNUH DIRI

 
 Saat akan masuk kuliah perguruan tinggi negeri, para siswa yang lulus SMA diwajibkan mengikuti ujian College Scholastic Ability Test (CSAT). Di Korea Selatan, ujian tersebut disebut sebagai sooneung dan telah digelar pada 13 November kemarin.
Sayangnya, beberapa dari mereka yang tak lulus dan nilainya terlalu rendah lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya. Namun seorang siswa SMA di Korea ini membatalkan niat bunuh dirinya setelah membaca pesan mengharukan dari sang ayah.

Baru-baru ini, sebuah tampilan gambar atau screenshot percakapan antara seorang ayah dan anak di Korea Selatan berhasil mencuri perhatian para netizen, yang di dalamnya bertuliskan sebuah pesan mengharukan agar sang anak tak mengakhiri hidupnya.  

Image source: Allkpop
Gambar pesan teks tersebut diunggah melalui komunitas online Naver oleh siswa tersebut setelah diketahui mendapatkan nilai yang buruk. Dalam pesannya kepada sang ayah, siswa tersebut menuliskan, “Ayah aku minta maaf. Jika aku mati. Aku tidak akan menyesal,” yang menandakan bahwa sang anak sedang mengalami depresi.

Sang ayah pun kemudian langsung membalas, “Kau akan bunuh diri hanya karena sebuah ujian? Kau harus hidup. Dan ketika kau pulang, ayah akan memberikanmu pelukan yang hangat.” 
Seperti yang diketahui, bunuh diri memang marak dilakukan oleh warga Korea Selatan, apalagi jika orang tersebut merasa depresi.
Cerita nyata yang mengharukan ini tentu menjadi pembelajaran tersendiri bagi siapapun bahwa keluarga menjadi sumber kekuatan terbesar saat kita merasa sedih atau depresi. Dan mengakhiri hidup bukanlah jalan keluar yang tepat.
(ctr)

Inilah penyebab utama remaja Korea memilih bunuh diri :

Hari Kamis minggu kedua bulan November, sebagian besar orang di Korea sudah merasa dingin karena musim gugur hampir berakhir. Namun para siswa kelas tiga sekolah menegah atas menggigil bukan karena dingin, tapi karena persiapan bertempuran hidup dan mati masa depan mereka. Barangkali sambil menggigil tubuh mereka berkeringat dingin.

601848-000_hkg9168629
Hari itu, mereka akan menempuh ujian masuk perguruan tinggi atau di Korea dikenal dengan Suneung. Persiapan untuk hari-H ini sudah diadakan jauh hari sebelumnya, sejak mereka masih duduk di bangku SD!  Sebagian bahkan dimulai ketika mereka TK. Para orang tua menjejali mereka dengan berbagai kursus dengan harapan Suneung akan dilewati dengan sukses. Pada saat anak-anak ini SMA, kehidupan sosial mereka terputus sama sekali. Tidak ada lagi bermain, hangout,  olah raga, liburan keluarga atau yang semacam itu. Yang ada hanya belajar dan belajar dan belajar. Jadwal belajar dimulai jam 6 pagi sebelum sekolah dan sore hari setelah sekolah. Tiba di rumah jam 11 atau 12 malam, mereka masih harus belajar lagi sebelum tidur. Kebanyakan mereka tidur 5 jam sehari.

ebb680ebaaa8
Orangtua biasanya menunggu di depan gerbang tempat ujian sambil berdoa
6329055846_f33976b6f0
Dukungan dari adik kelas untuk senior mereka
ie000832314_std
Polisi disiagakan untuk melancarkan jalannya ‘Suneung’
Test yang berlangsung selama 8 jam tersebut akan menguji sejauh mana pengetahuan mereka dibidang Bahasa Korea, Bahasa Inggris, Science, Social Studies, Matematika. Suksesnya Suneung diharapkan mampu membawa mereka masuk ke universitas impian : S-K-Y University (Seoul National University, Korea University, Yonsei University), tiga universitas paling bergengsi. Jika lolos masuk tiga universitas ini maka masa depan, karir dan jodoh mereka sudah terjamin. Jika tidak beruntung masuk SKY paling tidak masih bisa kuliah di universitas ternama lainnya di Seoul. Yang sama sekali tidak beruntung terpaksa memilih universitas luar kota yang diberi julukan jibdae, tidak ada yang berani bertaruh akan nasib dan masa depan mereka.

 http://nancydinar.com/wp-content/uploads/2013/02/flying-high.jpg

Ada yang merasa tidak mampu menempuh Suneung memilih bunuh diri sebelum hari-H. Ada yang berusaha namun merasa gagal memilih bunuh diri sesudah hari-H. Orang tua yang ikut-ikutan merasa gagal dan bersalah akan kegagalan anaknya juga banyak yang bunuh diri. Bulan itu sebelum dan sesudah Suneung angka bunuh diri meningkat tajam. Berikutnya setelah anak-anak ini lulus Suneung, beberapa dari mereka kemudian bisa diterima di univeristas impian, namun setelah semua berlalu yang mereka rasakan hanya kekosongan belaka. Seluruh hidup mereka berotasi pada persiapan Suneung, setelah berakhir mereka merasa kehilangan tujuan hidup. Ada yang terus memutuskan untuk kuliah namun mengalami depresi, kecanduan alkohol, pornografi atau computer game. Setelah Suneung, banyak dari mereka benar-benar kehilangan arti.

***
Nah, itu dia mengapa banyak dari siswa remaja Korea yang lebih memilih bunuh diri sebagai jalan akhir. Karena selain terbebani dengan sistem pendidikan yang terkesan "mengerikan", juga mereka tidak punya tempat untuk berserah menggantungkan hari esok kepada Tuhan.
Kita patut bersyukur sebagai muslim dan muslimah, punya Tuhan yang senantiasa bersedia mendengar curhatan kita tanpa ada jam tutup, always everytime...

Dan ingat! Setiap kita menghadapi masalah kecil maupun besar sekalipun, kita masih punya Tuhan yang lebih besar.. :) Jangan mudah putus asa, Allah masih bersama kita.
Beberapa artikel di atas saya adopsi dari http://nancydinar.com dan http://www.dreamersradio.com semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar